Episiotomi
Episiotomi adalah insisi dari perinium untuk memudahkan persalinan dan mencegah ruptur perinii totalis (Bagian Obsgyn, UNPAD).
Sedangkan
menurut Harry Oxorn (1996), Episiotomi adalah insisi perinium untuk
memperlebar ruang pada lubang keluar jalan lahir sehingga memudahkan
kelahiran bayi.
Jenis – jenis episiotomi- Episiotomi Medialis adalah yang dibuat di garis tengah.
- Episiotomi Mediolateralis dari garis tengah ke samping menjauhi anus.
- Episiotomi Lateralis 1-2 cm diatas commisuro posterior ke samping.
- Episiotomi Sekunder adalah ruptur perinii yang spontan atau episiotomi medialis yang melebar sehingga dimungkinkan menjadi ruptura perinii totalis maka digunting ke samping.
Fungsi Episiotomi
- Episiotomi membuat luka yang lurus dengan pinggir yang tajam, sedangkan ruptura perinii yang spontan bersifat luka koyak dengan dinding luka bergerigi.
- Luka lurus dan tajam lebih mudah dijahit.
- Mengurangi tekanan kepala bayi.
- Mempersingkat kala II.
- Mengurangi kemungkinan terjadinya ruptura perinium totalis.
Keuntungan dan kerugian dari episiotomi
- Episiotomi Medialis : mudah dijahit, anatomi maupun fungsionil sembuh dengan baik, nyeri masa nifas ringan, dapat menjadi ruptur perinii totalis.
- Episiotomi Mediolateralis : Lebih sulit dalam penjahitan,anatomi
maupun fungsionil penyembuhan kurang sempurna, nyeri pada hari-hari
pertama nifas, jarang menjadi ruptura perinii.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/episiotomi.html
Perinium, Luka Perinium, Episiotomi
Perinium
merupakan kumpulan berbagai jaringan yang membentuk perinium
(Cunningham,1995). Terletak antara vulva dan anus, panjangnya kira-kira 4
cm (Prawirohardjo, 1999). Jaringan yang terutama menopang perinium
adalah diafragma pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari
muskulus levator ani dan muskulus koksigis di bagian posterior serta
selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk
otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus phubis superior,
dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obturatorius.
Serabut
otot berinsersi pada tempat-tempat berikut ini: di sekitar vagina dan
rektum, membentuk sfingter yang efisien untuk keduanya, pada persatuan
garis tengah antara vagina dan rektum, pada persatuan garis tengah di
bawah rektum dan pada tulang ekor. Diafragma urogenitalis terletak di
sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara
tuberositas iskial dan simpisis phubis. Diafragma urogenital terdiri
dari muskulus perinialis transversalis profunda, muskulus konstriktor
uretra dan selubung fasia interna dan eksterna (Cunningham, 1995).
Persatuan
antara mediana levatorani yang terletak antara anus dan vagina
diperkuat oleh tendon sentralis perinium, tempat bersatu
bulbokavernosus, muskulus perinialis transversalis superfisial dan
sfingter ani eksterna. Jaringan ini yang membentuk korpus perinialis dan
merupakan pendukung utama perinium, sering robek selama persalinan,
kecuali dilakukan episiotomi yang memadai pada saat yang tepat. Infeksi
setempat pada luka episiotomi merupakan infeksi masa puerperium yang
paling sering ditemukan pada genetalia eksterna.
Luka Perinium
Luka perinium adalah perlukaan yang
terjadi akibat persalinan pada bagian perinium dimana muka janin
menghadap (Prawirohardjo S,1999).
Sedangkan menurut Harry Oxorn, (1996) luka perinium merupakan robekan perinium yang terjadi pada saat persalinan.
Tingkat perlukaan pada perinium dibagi dalam tiga tingkatan:
- Tingkat I apabila perlukaan yang terjadi pada mukosa vagina atau kulit perinium pada tingkat I yang tidak memerlukan penjahitan.
- Tingkat II merupakan perlukaan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perinium dengan melukai fasio serta otot-otot diafragma urogenital. Pada tingkat II hendaknya dijahit kembali secara cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan catgut kromik nomor 0 atau 00 untuk mencegah timbulnya darah beku dan terjadinya radang.
- Tingkat III apabila perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam yang
menyebabkan muskulus sfingter ani eksternus terputus di depan. Pada
tingkat III ini memerlukan tehnik penjahitan khusus. Langkah pertama
yang terpenting adalah menemukan kedua ujung muskullus sfingter ani
eksternus yang terputus. Kedua ujung otot dijepit camam alis, kemudian
dijahit dengan benang cat gut kromik nomor 0 atau 00, sehingga
kontinuitas sfingter terbentuk kembali. Simpul jahitan pada ujung-ujung
otot sfingter hendaknya dibenamkan kearah mukosa rektum. Selanjutnya
penjahitan jaringan dilakukan seperti pada penjahitan luka perinium
tingkat II. Ketegangan sfingter dinilai dengan memasukkan jari ke dalam
rektum.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/perinium-luka-perinium-episiotomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar